Pendidikan

Tak Perlu Jauh Keluar, Kampus STIT Al-Mathiriyah Muratara Solusinya

MURATARA,PENA.COM – Sat ini tidak perlu jauh jauh keluar dari Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) untuk kuliah.

Di Kabupaten Muratara, propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kampus STIT Al-Mathiriyah satu satunya kampus yang ada. Kualitasnya pun tidak kalah dengan kampus lain yang ada di luar Kabupaten Muratara.

STIT Al Mathiriyah Muratara beralamatkan di Kampung tujuh Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara.

Kampus STIT Al-Mathiriyah Muratara menawarkan tiga prodi yang membidangi keagamaan.

Mulai prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), dan Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG Paud).

Ketua STIT Al Mathiriyah Muratara Ahmad Syukri, M. Pd di wakili Ketua Yayasan Al Mathiriyah Muratara Baijuri Drs H Ikhsan Baijuri mengatakan pada 2023 sebanyak 29 orang mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al Mathiriyah Kabupaten Muratara, propinsi Sumsel mengikuti yudisium perdana.

“Alhamdulillah, 29 orang mahasiswa di nyatakan lulus dengan hasil yang maksimal. Semoga ilmu yang di dapatkan bisa memberikan manfaat di tengah masyarakat,”ujar Ikhsan, Sabtu 7 Oktober 2023.

Ikhsan menceritakan, bahwa kampus STIT Al Mathiriyah Muratara sempat vakum untuk beberapa waktu karena ada perubahan regulasi.

“Berdiri 2016, dan 2023 baru ada yang yudisium. Kita putar kembali kaset, maka perjuangan pendirian itu berdarah-darah. Pada waktu itu 2016 kita menamakan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Agama (STAI),”ceritanya.

Lanjutnya, saat itu boleh membuka kampus terlebih dahulu,dalam proses operasionalnya. Waktu itu saya ingat betul semuanya lebih kurang 125 orang yang masuk.

Ia mengatakan seiring waktu dan berjalannya regulasi maka ada aturan baru setiap sekolah tinggi tidak boleh melaksanakan operasionalnya perkuliahannya sebelum ada izin operasional.

Maka pada waktu itu pihaknya belum terdaftar dan dalam masa proses 2016 sampai 2017, karena di tidak dibolehkan untuk melaksanakan perkuliahan, karena izin operasional sebelum keluar.

“Kita kumpulkan semua orang tua dan para mahasiswa menjelaskan yang terjadi. Alhamdulillah semua menerima dengan baik, walaupun ada yang memilih untuk pindah kampus,”jelasnya.

Pada 2019 keluarlah SK akreditasi Dikti BNPT dari Kementerian Agama Republik Indonesia oleh menteri agama Republik Indonesia.

Nama kampus pun sedikit berubah dari nama yang awal, karena regulasi baru sekolah tinggi ilmu tarbiyah dengan beberapa prodi maka dirubah ditambah ujungnya Baijuri.

“Maka pada hari ini saya melihat dan saya meneteskan air mata, berkaca-kaca karena inilah yang pertama kali melihat perjuangan dari awal ini luar biasa, berdarah darah,”cetus Ikhsan.

Ikhsan mengatakan orang-orang yang mengikuti yudisium merupakan mahasiswa yang pada waktu itu tetap setia dengan kampus ini.

“Awal 125 orang , dan yang ikut yudisium 29 orang. Karena tutup pada waktu itu, mereka tetap setia tidak selingkuh maka hari ini ikut yudisium,”kata Ikhsan.

Ketua yayasan itu menyebutkan saat ini kampus STIT Al-Mathiriyah sedang menerima mahasiswa, di kampus itu sendiri sudah ada 35 orang mahasiswa baru. Insya Allah akan bertambah.

“Kami meminta dukungan semua pihak. Termasuk pemerintah, bahwa kami, kampus sudah siap bersaing dengan kampus lain. Tidak perlu lagi jauh jauh keluar Kabupaten Muratara. Kualitas boleh bersaing,”ujarnya.

Untuk diketahui hadir pada kegiatan yudisium tersebut Wakil Bupati Muratara H Innayatullah, Ketua LPM STIT Al-Mathiriryah Muratara Drs H Syarbani, M. Pd, Kasi Haji dan Umroh Kamemag Muratara M Ali, M. Pd, para dosen dan staf kampus, serta tamu undangan. **

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button