Sosial

Pemdes Mandi Angin Siapkan 4 Perahu untuk Antar Jemput Warga Salat Idul Fitri di Tengah Banjir

RAWAS ILIR – Pemerintah Desa (Pemdes) Mandi Angin, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) menyiapkan empat perahu biduk untuk antar jemput warga salat Idul Fitri di tengah banjir, Rabu (10/4/2024).

Sejumlah wilayah di Kabupaten Muratara hingga hari lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah masih dilanda banjir akibat luapan sungai Rawas.

Banjir yang terjadi sejak Sabtu 6 April 2024 atau empat hari lalu masih melanda sejumlah desa/kelurahan di dua kecamatan yakni Karang Dapo dan Rawas Ilir.

Warga yang desanya terdampak luapan sungai Rawas terpaksa merayakan kemanangan Hari Raya Idul Fitri di tengah banjir.

“Meskipun tahun ini dilanda banjir, warga tetap antusias merayakan lebaran Idul Fitri,” kata Kepala Desa Mandi Angin, Wiwin Saputra.

Sejak pagi tadi, walaupun dalam kondisi banjir tidak menyurutkan langkah warga untuk melaksanakan salat Idul Fitri berjamaah di Masjid Asy-Syuhada Desa Mandi Angin.

Pemerintah Desa Mandi Angin juga menyiapkan 4 unit perahu berukuran cukup besar untuk antar jemput warga ke masjid.

“Salat pagi tadi kami ada menyiapkan empat perahu besar, semoga kita semua mendapat keberkahan di Hari Raya dengan kondisi banjir ini,” katanya.

Sementara itu, di Kelurahan Bingin Teluk yang merupakan ibukota Kecamatan Rawas Ilir, warga juga antusias merayakan lebaran Idul Fitri tahun ini meski dalam suasana banjir.

Warga menggunakan perahu biduk berkeliling kampung untuk berlebaran ke rumah-rumah sanak saudara.

Tak hanya orang dewasa, bahkan anak-anak dan remaja pun banyak yang pandai menunggangi perahu biduk.

“Terakhir lebaran banjir tahun 2020, baru kemudian tahun 2024 ini lebaran banjir lagi, jadi sebelum-sebelumnya sudah pernah lebaran banjir, tidak aneh lagi,” kata warga Bingin Teluk.

Dua kecamatan di Kabupaten Muratara yakni Karang Dapo dan Rawas Ilir memang merupakan wilayah langganan banjir setiap tahunnya.

Bahkan terkadang dalam setahun dua kecamatan itu dilanda banjir berkali-kali akibat luapan sungai Rawas.

Makanya tak heran jika rumah penduduknya mayoritas jenis panggung atau bertingkat karena berada di bantaran sungai yang kerap meluap.

Warga yang memiliki rumah panggung atau bertingkat masih bertahan di rumahnya atau pindah ke lantai dua.

“Semoga air ini cepat surut, semoga juga tidak terjadi banjir parah lagi seperti awal Januari ini tadi, rumah dua tingkat pun banyak yang terendam,” harapnya. (Mat)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button